Lompat ke isi

Portal:Pertanian/Berita terkini/Desember/2015

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
31 Desember 2015
  • "Seorang peneliti di Hawaii melakukan penelitian swadaya pembudidayaan gurita, komoditas perikanan tangkap yang belum pernah dibudidayakan sebelumnya. Gurita ada di berbagai akuarium hias dan juga sebagai bahan makanan. Ia percaya akan dapat membudidayakannya secara lestari sehingga manusia bisa lepas dari suplai gurita di alam liar. Hingga ia sukses membudidayakannya secara berkelanjutan, ia menawarkan tur wisata keliling lahan pembudidayaannya." (West Hawaii Today) (Capital Press)

30 Desember 2015
29 Desember 2015
  • "Astronot Scott Kelly mengunggah foto yang menunjukkan bahwa tanaman bunga Zinnia hibrida yang ditanam di International Space Station mengalami kelayuan dan ia tidak mengetahui sebabnya. Bunga yang ditanam tersebut dapat dimakan. Namun humas NASA menyatakan bahwa percobaan yang dilakukan tidaklah gagal, karena bunga tersebut sudah mendekati ujung usianya sehingga kelayuan bukan sesuatu yang mengkhawatirkan." (Popular Science) (Slash Gear)

  • "Kombinasi pengamatan satelit dan udara semakin menunjukkan dampak kekeringan yang melanda California terhadap pepohonan di negara bagian tersebut. 800 juta pohon memperlihatkan gejala kekeringan, dan 58 juta pohon diantaranya dalam kondisi kekeringan parah. Kondisi ini meningkatkan risiko kebakaran hutan. Sejak Oktober, gubernur California telah mengeluarkan pernyataan kondisi darurat menanggapi bertambahnya jumlah pohon yang mati." (EurekAlert) (The Washington Post)

27 Desember 2015
26 Desember 2015
Pengaruh auksin
Pengaruh auksin
25 Desember 2015
  • "Di Malaysia, membungkus makanan dengan kertas koran adalah perbuatan yang melanggar hukum. Jika pemilik warung makan, restoran, dan sejenisnya kedapatan menjadikan koran sebagai pembungkus utama dan/atau melakukan kontak langsung antara makanan dan koran dapat dikenai denda sebesar RM 10 ribu. Karena tinta yang digunakan pada percetakan koran bisa saja mengandung karsinogen. Pelaku usaha makanan sebaiknya menggunakan plastik atau daun pisang sebagai pembungkus utama sebelum kertas koran." (Sun Daily) (The Star Online)

23 Desember 2015
  • "Sebagian pengungsi asal Suriah yang bermukim di Libanon menanam ganja sebagai jalan mencari uang. Ganja ditanam untuk menghasilkan hasis. Pekerjaan ini telah dilakukan selama beberapa tahun terakhir, dengan bayaran sebesar 16 USD per hari. Sedangkan di Libanon hasis merupakan bisnis bernilai puluhan ribu dollar per hari. Mereka mengalami diskriminasi, baik di Libanon maupun di kota asal mereka, Raqqa yang kini menjadi ibukota Islamic State. Sedangkan hasis merupakan narkba populer di Asia Barat dan Asia Selatan." (Reuters) (Yahoo News)

18 Desember 2015
17 Desember 2015
  • "Di tengah dorongan untuk mengurangi konsumsi daging demi emisi gas rumah kaca yang lebih rendah, peneliti dari Carnegie Mellon University menemukan bahwa sayuran membutuhkan energi lebih banyak dibandingkan peternakan babi untuk menghasilkan setiap kalori makanannya, yang berarti juga menghasilkan emisi GRK lebih banyak. Meski demikian, para peneliti tidak menyarankan untuk tetap memperkaya konsumsi daging karena banyak hal, diantaranya adalah bukti yang kuat dari emisi GRK pada peternakan daging, dan metode budi daya sayur yang sangat bervariasi di antara lahan usaha tani. Selain itu, masyarakat tidak memakan sayur sebagai sumber kalori utama." (Independent.co.uk) (Science World Report)

  • "Danau di seluruh dunia mencair dengan laju yang lebih tinggi dibandingkan laju pemanasan laut. Kombinasi dari data yang didapatkan satelit dengan data di lapang selama 25 tahun di 235 danau di enam benua oleh NASA dan National Science Foundation menyimpulkan demikian. Kondisi ini semakin mendukung ledakan populasi alga yang dapat menghabiskan suplai oksigen danau ketika alga mati. Beberapa kasus ledakan populasi alga juga menghasilkan racun. Padahal danau memiliki peran sebagai sumber air, irigasi, dan budi daya ikan air tawar." (nasa Climate) (Nature)

14 Desember 2015
  • "Milet yang kini umum menjadi makanan burung di dunia barat, merupakan jembatan penghubung diversifikasi pangan dunia. Tim peneliti dari Inggris, Amerika Serikat, dan China menelusuri jejak persebaran domestikasi serealia dari China Utara dan Mongolia Dalam hingga Eropa melalui koridor berbukit; jalur yang pernah ditelusuri kaum nomaden prasejarah. Milet sangat sesuai dengan dataran tinggi, tidak butuh banyak air, serta berusia pendek (dapat dipanen di usia 45 hari) sehingga cocok untuk kaum yang sering bergerak. Pemahaman ini sedikit menggeser asumsi awal bahwa pertanian pada jaman prasejarah berfokus pada kawasan sekitar sungai." (Phys.org) (Science 2.0)

12 Desember 2015
11 Desember 2015
  • "UC Davis melakukan terobosan baru dengan mengurutkan gen tanaman kacang walnut. Dengan data genom yang tersedia, pakar bioteknologi dan genetika dapat memanfaatkannya untuk berbagai penerapan, seperti penyuntingan gen, yang dapat memperbaiki sifat dari walnut tradisional. Selama ini, petani walnut mendapatkan pohon terbaik dengan cara grafting, dengan menggunakan batang bawah walnut asli California dan batang atas dari walnut Inggris. Dengan penyuntingan gen, kedua sifat terbaik dari kedua pohon dapat disatukan dalam satu biji." (UC Davis News Center) (Central Valley Business)

9 Desember 2015
8 Desember 2015
  • "Urgensi untuk menguangi penggunaan antibiotik pada hewan ternak kembali dimunculkan, sejak munculnya resistansi bakteri terhadap "antibiotik harapan terakhir" manusia. Sebuah panel para pakar meninjau 139 studi akademik terhadap resistansi antibiotik, dan sebanyak 100 menyimpulkan telah ditemukan hubungan antara resistansi antibiotik pada manusia terhadap konsumsi hewan ternak yang dibesarkan dengan antibiotik. Meski demikian, para pakar belum menentukan penurunan dosis maksimum yang akan diterapkan kepada hewan ternak." (The Guardian) (BBC News)

6 Desember 2015
Sashimi, sajian ikan mentah
Sashimi,
sajian ikan mentah
  • "National Environment Agency Singapura melarang penyajian ikan air tawar mentah di berbagai restoran, warung, kantin, dan pedagang kaki lima. Larangan sajian ikan laut mentah juga diterapkan di warung, kantin, dan pedagang kaki lima sampai mereka mampu membuktikan bagaimana cara menyajikan ikan mentah dengan benar. Namun restoran besar masih diizinkan menyajikan ikan laut mentah, termasuk salmon karena mereka sudah memahami standar kebersihan makanan dan mendapatkan ikan dari penyedia ikan khusus yang disajikan mentah." (Straits Times) (Channel News Asia)

  • "Berbagai kafe dan restoran di New York sedang melawan peraturan yang baru yang ditetapkan pemerintah kota New York tentang peringatan pada makanan berkadar garam tinggi, di atas 2300 mg. New York pernah "menang" melawan mereka pada penerapan larangan penyajian makanan yang mengandung lemak trans dan kewajiban menuliskan jumlah kalori di setiap menu. National Restaurant Association menyatakan bahwa berbagai peraturan yang ditetapkan New York, termasuk pelabelan ini, meningkatkan biaya operasional, apalagi setelah peningkatan upah minimum buruh." (Valley News) (CBS News)

5 Desember 2015
  • "Tripogon loliiformis, rumput asli Australia memiliki sifat unik yang "mematikan" dirinya sendiri di musim kering namun "hidup" kembali ketika kelembaban tanah mencukupi. Peneliti dari Queensland University of Technology menemukan bahwa tumbuhan ini melakukan autofagi secara terkendali sehingga dapat mempertahankan sel yang dianggap penting saja untuk bertahan melawan kekeringan. Autofagi juga mendaur ulang nutrisi untuk digunakan kembali oleh tanaman tersebut. Setelah menemukan sifat ini, ilmu genetika dapat menentukan apakah akan memanfaatkan gen tumbuhan ini pada tanaman pertanian yang produksinya terancam pemanasan global." (Phys.org) (Science Codex)

4 Desember 2015
3 Desember 2015
  • "NOAA memprediksi bahwa penyakit ciguatera akan meningkat seiring meningkatnya temperatur lautan karena perubahan iklim. Ciguatera adalah penyakit yang diakibatkan dari memakan ikan jenis tertentu yang terkontaminasi oleh toksin alga Gambierdiscus. Alga ini sangat menyukai perairan hangat, sehingga peningkatan temperatur air akan meningkatkan penyebaran alga ini. Semakin tinggi posisi ikan dalam rantai makanan, semakin tinggi pula konsentrasi toksin ini. Ikan yang terkontaminasi toksin ini tidak memiliki rasa, aroma, dan penampilan yang berbeda dengan ikan normal sehingga akan sulit mendeteksinya." (The Fish Site) (Huffington Post)

1 Desember 2015

Arsip: